Gunung Slamet




Saya akan sedikit cerita asal-usul nama Gunung Slamet ini, saya mendapat informasi ini saat saya sedang mengayom pendidikan tentang Budaya Banyumas.
Konon cerita, pada zaman dahulu kala ada seorang pengelana dari Negeri Turki yang bernama Syeh Maulana Maghribi mendapat petunjuk untuk siar Agama Islam di tanah Jawa bersama pengikutnya yaitu Haji Datuk. Selama perjalanan Syeh Maulana Maghribi mendapat berbagai tantangan dari masyarakat sekitaran Gunung Selamet, kala itu bernama Gunung Gora.
Tak lama kemudian Syeh Maulana Maghribipun berniat untuk tinggal di sana, karena tujuan hidupnya memang di sana.
Namun cobaanpun datang, Syeh Maulana Maghribi terkena penyakit kulit di sekelujur tubuhnya, yang hanya bisa di sembuhkan dengan obat tertentu. Namun di Gunung itu terdapat sumber air panas, dan Syeh Maulana Maghribipun berendam di sumber air panas tersebut, tak lama kemudian Syeh Maulana Maghribi sembuh dan menamai sumber air panas tersebut dengan nama Pancuran Pitu, karena jumlah sumbernya yang memang ada tujuh buah.
Dan semenjak itu Gunung Gora diganti dengan nama Gunung Slamet oleh Syeh Maulana Maghribi yang dalam bahasa Jawa Selamet yang artinya Selamat, karena telah menyelamatkan penyakit Syeh Maulana Maghribi. Beliau semakin tua dan beliau mengganti namanya sesuai dengan nama Jawa yaitu mbah Atas Angin, dan yang akhirnya meninggal di sana dan dimakamkan di dekat sumber air panas.
Berikut Potretnya : Pancuran Tujuh dan Makam Mbah Atas Angin yang berada di sebelah kiri.


Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan gunung tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 m dpl atau 11.247 kaki, dengan jenis stratovolcano, yang terletak pada lima wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Banyumas, Brebes, Banjarnegara, Pemalang, dan Purbalingga, yang terletak pada titik koordinat 7° 13' 30" LS dan 109° 12' 30" BT.
Gunung Slamet sangat terkenal bagi kalangan Pendaki meskipun media yang ditempuh menuju tujuan sulit. Dan bagi para wisatawan di kaki Gunung Slamet juga terdapat Objek Wisata yang tak kalah indah dan menarik yaitu Objek Wisata Baturraden.

Seperti pada umumnya gunung api di jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.
Catatan letusan diketahui sejak abad ke-19. Gunung ini aktif dan sering mengalami erupsi kecil. Gunung Slamet tercatat pernah meletus pada tahun 1.999. Pada tahun 2.014 Gunung Slamet kembali menunjukkan aktifitasnya keadaan ini membuat badan PVMBG mengeluarkan status Waspada, dengan gejala seperti gempa letusan sebanyak 171 kali dan tercatat 51 kali embusan. Menurut pemantauan visual, embusan asap putih tebal masih keluar dari kawah gunung ke arah timur hingga setinggi 1 km.


Namun jangan takut, Gunung Slamet akan selalu Selamat sesuai dengan namanya.
Foto di atas merupakan dua seorang pemuda yang sedang mengabadikan momen yang sangat berharga, mereka berdiri tepat di puncak tertinggi Gunung Slamet yaitu 3.428 mdpl dan sering dinamai Tugu Surono.
Bagi para pendaki yang ingin seperti foto di atas, anda bisa mendaki Gunung Slamet kapanpun, dengan melewati jalur standar adalah dari Blambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja-Kabupaten Purbalingga. Dan jalur populer lain adalah dari Baturraden dan dari Desa Gambuhan, Desa Jurangmangu, Desa Gunungsari-Kabupaten Pemalang. Terdapat pula jalur baru yang diresmikan pada tahun 2.013 yaitu jalur Dhipajaya- Kabupaten Pemalang.
Jalur pendakian lainnya adalah melalui Objek Wisata pemandian air panas Guci- Kabupaten Tegal, rute ini terbilang sangat sulit dan terjal namun menyuguhkan pemandangan yang paling luar biasa.

Bagi para pendaki yang ingin mendaki Gunung Slamet, diharapkan membawa bekal air minum yang cukup, karena rute yang dilalui dikenal sulit dan tidak ditemukan air. Faktor penyulit lainnya adalah kabut, mudah berubah-ubah dan sangat pekat.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • Gunung Slamet Saya akan sedikit cerita asal-usul nama Gunung Slamet ini, saya mendapat informasi ini saat saya sedang mengayom pendidikan tentang Bu… Read More...

0 Response to "Gunung Slamet"

Post a Comment